Minggu, Oktober 30, 2011

Sejarah Microsoft Office


Sejarah panjang perjalanan Microsoft Office hingga saat ini, banyak perubahan dan penambahan fasilitas sejak pertama kali diluncurkan tanggal 30 Agustus 1992. Waktu itu aplikasi perkantoran ini diberi nama Microsoft Office versi 3.0. Pada versi tersebut Microsoft Office menyertakan Microsoft Word sebagai pengolah kata, Microsoft Excel sebagai pengolah angka, Microsoft PowerPoint digunakan sebagai aplikasi presentasi yang handal dan Microsoft Mail digunakan untuk menerima dan mengirim email.

Setelah populer dengan Microsoft Office 3.0, pada tahun 1995-an Microsoft kembali meluncurkan Microsoft Office 95 bersamaan waktu itu Microsoft meluncurkan sistem operasi Microsoft Windows 95. Pada sistem operasi ini Microsoft merombak total Windows versi 3.1 dan Windows 3.11 for Workgroup, perubahan yang cukup signifikan dalam sejarah sistem operais PC saat itu. Sejalan dengan pekembangan sistem operasi Microsoft Windows, Microsoft Office sendiri terus berkembang dan semakin mapan dan terus digandrungi serta digunakan oleh sebagian besar masyarakat komputer di dunia, termasuk di Indonesia.

Sampai pada tahun 2000-an Microsoft sudah meluncurkan beberapa versi Microsoft Office dan sampai saat ini masih tetap digunakan sebagai andalan aplikasi perkantoran modern. Beberapa versi dari Microsoft Office yang masih banyak digunakan saat ini antara lain Microsoft Office 2000, Microsoft Office XP (2002) dan Microsoft Office 2003.

Pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak kemampuan Microsoft Office 2003 masih belum tersentuh oleh pemakainya. Namun sejalan dengan perkembangan teknologi dan sistem operasi yang juga terus berkembang, maka diluar dugaan Microsoft kembali akan meluncurkan Microsoft Office 2007 bersamaan dengan Windows Vista yang sebentar lagi akan hadir di tengah-tengah masyarakat komputer dunia.


Minggu, Oktober 23, 2011

Asal Mula Tanaman Obat Indonesia


Pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga terjadi di Indonesia sejak ribuan tahun yang lalu. Dahulu, nenek moyang kita menggunakan tanaman untuk obat. Sejarah penggunaan tanaman obat pada 772 M tercatat dalam dokumen tertua, yaitu ukiran obat di Candi Borobudur. Hal yang sama juga ditemukan di Candi Prambanan, Candi Panataran, dan Candi Tegalwangi. Dalam rentang waktu tahun 991-1016 M, perumusan obat dan pengekstrakan obat dari tanaman, ditulis pada helai-helai daun kelapa. Di Bali, tulisan tersebut dikenal dengan nama Lontar Usada. Sedangkan di Sulawesi Selatan, terdapat pula tulisan-tulisan ramuan yang disebut LontarakPabbura.

Namun secara pencatatan, pengunaan tanaman obat ini belum terdokumentasi dengan baik. Baru pada pertengahan abad ke-17, seorang ahli tanaman bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mempublikasikan khasiat tanaman obat dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Walaupun hanya terdapat 60 jenis tanaman obat yang diteliti, namun buku ini menjadi landasan dari penelitian tanaman obat yang dilakukan oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Kemudian, pada tahun 1888 di Bogor didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan meneliti bahan-bahan atau zat-zat yang terkandung di dalam tanaman yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat pun semakin berkembang.

Sejarah tanaman obat atau herbal di Indonesia berdasarkan fakta sejarah adalah obat asli Indonesia. Catatan sejarah menunjukkan bahwa di wilayah nusantara dari abad ke 5 sampai dengan abab ke 19, tanaman obat merupakan sarana paling utama bagi masyarakat tradisional kita untuk pengobatan penyakit dan pemeliharan kesehatan. Kerajaan di wilayah nusantara seperti Sriwijaya, Mojopahit dan Mataram mencapai beberapa puncak kejayaan dan menyisakan banyak peninggalan yang dikagumi dunia, adalah produk masyarakat tradisional yang mengandalkan pemeliharaan kesehatannya dari tanaman obat.

Banyak jenis tanaman yang digunakan secara tunggal maupun ramuan terbukti sebagai bahan pemelihara kesehatan. Pengetahuan tanaman obat yang ada di wilayah Nusantara bersumber dari pewarisan pengetahuan secara turun-temurun, dan terus-menerus diperkaya dengan pengetahuan dari luar Nusantara, khususnya dari China dan India. Tetapi dengan masuknya pengobatan modern di Indonesia, dengan didirikannya sekolah dokter jawa di Jakarta pada tahun 1904, maka secara bertahap dan sistematis penggunaan tanaman obat sebagai obat telah ditinggalkan. Dan telah menggantungkan diri pada obat kimia modern, penggunaan tanaman obat dianggap kuno, berbahaya dan terbelakang.

Sebagai akibatnya masyarakat pada umumnya tidak mengenal tanaman obat dan penggunaannya sebagai obat. Namun masih ada sebenarnya upaya yang melestarikan dan memanfaatkan tanaman obat dalam dokumentasinya seperti K. Heyne, menulis buku ” Tanaman Berguna Indonesia “,. Dr. Seno Sastroamidjojo, dengan bukunya ” Obat Asli Indonesia “. Dan beberapa upaya mengembangankan pengetahuan tanaman obat Indonesia dan aplikasinya dalam pengobatan. Saat ini obat herbal digunakan di klinik pengobatan Tradisional RS.Dr.,Sutomo Surabaya dan beberapa rumah sakit besar di Jakarta juga sudah menyediakan obat herba

Sabtu, Oktober 15, 2011

Sejarah Tanaman Obat di Dunia



Tanaman obat ialah jenis tanaman yang berkhasiat sebagai penyembuh, dapat digunakan sebagai obat, dan secara empiris terbukti efektifitasnya. Secara naluriah, manusia akan berusaha untuk memelihara kesehatan dan mengobati penyakitnya. Usaha itu tentu menghasilkan temuan-temuan yang kemudian diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi menjadi suatu sistem kesehatan dan pengobatan yang baku. Hal ini telah terjadi selama berabad-abad, sejak masa prasejarah sampai masa sejarah.

Pada jaman mesir kuno, para budak diberi ransum bawang setiap hari untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itu catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Dimana saat itu para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal. Dari abad 1500 SM telah tercatat berbagai tanaman obat, termasuk jintan dan kayu manis.

Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.

Sementara itu, di China, penggunaan tanaman obat berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.

Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan. Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[2] Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah. Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.


sumber

Kamis, Oktober 06, 2011

Liem Swie King


Liem Swie King, lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956 merupakan seorang pebulutangkis legendaris Indonesia dengan segudang prestasi. Kiprahnya dalam dunia bulutangkis dimulai sejak usianya 17 tahun. Pada masa itu ia berhasil meraih gelar juara pertamanya pada Kejuaraan Yunior se-Jawa Tengah pada tahun 1972. Hanya berselang satu tahun, pada 1973 King berhasil meraih Juara pada Pekan Olahraga Nasional. Prestasi itulah yang mengantarkan King untuk direkrut masuk pelatnas yang pada saat itu bermarkas di Hall C Senayan.

Kiprahnya dalam kejuaraan internasional juga sangat gemilang. Berhasil lolos ke putaran Final All England pada tahun 1976 dan 1977, dan akhirnya berhasil keluar sebagai juara pada tahun 1978, 1979, 1981 pada kejuaraan paling bergengsi kala itu. Dalam meraih gelar juara All England 1978, King yang saat itu berusia 20 tahun, berhasil mengalahkan maestro bulutangkis Indonesia, Rudi Hartono. Sejak saat itulah King berhasil menyedot animo penggemar bulutangkis Dunia dan disebut-sebut sebagai pewaris kejayaan Rudi Hartono. Tidak hanya itu, King juga perlahan tumbuh menjadi pebulutangkis yang disegani dunia. King berhasil membawa lambang supremasi bulu tangkis beregu putra Piala Thomas tahun 1976, 1979, dan 1984. Gelar menjadi puluhan bila ditambah dengan turnamen "grand prix" yang lain. King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas.

Tapi dia hanya manusia yang tidak pernah sempurna. Banyak pengamat menilai dia punya kekurangan pada mentalnya. Menjelang final All England 1980, setelah lampu-lampu dipadamkan dia tidak segera bisa tidur. Memikirkan lawan perkasa yang sudah garang menantinya: Prakash Padukone dari India. Kemudian King kalah. King juga pernah diskors PBSI. Dia terlambat datang di partai tunggal putra SEA Games melawan Lee Hai Thong dari Singapura, akibatnya dia dinyatakan kalah WO. Dalam masa skors itu, King yang terkenal pemalu itu tiba-tiba terjun ke dunia film. Ia bermain dalam film Sakura Dalam Pelukan arahan sutradara Fritz G. Schadt pada tahun 1979.

Mei 1984, pada kejuaraan bulu tangkis beregu Piala Thomas melawan Cina, lewat pertarungan seru di Kuala Lumpur, King yang bermain di tunggal pertama dan diharapkan membawa kemenangan, sekaligus memudahkan jalan bagi pemain selanjutnya ternyata dia kandas. Ia kalah rubber set 15-7, 11-15, 10-15 dari pemain Cina yang jadi musuh bebuyutannya, Luan Jin, tapi Piala Thomas berhasil diboyong. Demikian juga beberapa waktu sebelumnya, di arena All England, King juga gagal. Tapi kali ini dia dihentikan pemain tangguh Denmark, Morten Frost Hansen. Dari serangkaian kegagalan tersebut, King akhirnya memutuskan mundur dari percaturan bulu tangkis tunggal perseorangan, setelah berkiprah selama 15 tahun.

Film King, Semangat ala Liem Swie King


Kontribusi dalam dunia film ternyata tidak hanya berakhir sampai Sakura Dalam Pelukan. Walaupun dirinya tidak terjun secara langsung pada film bertajuk King yang disutradarai Ari Sihasale tersebut, namun kejayaan King di dunia bulutangkis lah yang mengilhami film King. Secara garis besar, film King memang bukanlah otobiografi tentang Liem Swie King. Film ini menceritakan tentang Kisah perjuangan dan perjalanan panjang seorang anak bernama Guntur dalam meraih cita-citanya menjadi seorang juara bulu tangkis sejati, seperti idola dia dan ayahnya, Liem Swie King.

Ayah Guntur adalah seorang komentator pertandingan bulu tangkis antar kampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulu tangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulu tangkis

Mendengar cerita ayahnya tentang ”KING” sang idola, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada dihadapannya, sebagai sahabat setianya Raden pun selalu berusaha membantu Guntur, walaupun kadang bantuan Raden tersebut justru seringkali menyusahkannya. Namun dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulu tangkis kebanggaan INDONESIA dan kebanggaan keluarga.

Film King yang dirilis pada tahun 25 Juni 2009 ini, mampu mengingatkan kita pada perjuangan seorang King dalam perjalanan menempati podium tertinggi pada setiap kejuaraan yang ia ikuti. Menghasilkan prestasi yang luar biasa selama 15 tahun kiprahnya dalam dunia bulutangkis. Sampai akhirnya mengukuhkan gelarnya sebanagi King of Smash.