Minggu, Januari 20, 2013

Badminton Player: Korean star! Lee Yong Dae!

Well, kali ini gue akan membahas salah satu pebulutangkis yang selalu sukses bikin cewek-cewek histeris, melotot, lantas kayang diiringi bunyi kretek-kretek tulang belakang macem Film The Exorsism of Emily Rose. *oke kali ini gue lebay*. tapi bener sih, si pebulutangkis yang gue nilai lebih cocok jadi aktor atau personil boyband berpolem korea ini selalu bikin pecinta bultang terutama cewek-cewek galau antara mempertahankan rasa nasionalisme mendukung atlet-atlet lokal atau berpindah ke lain hati dukung si pebulutangkis yang prestasinya segudang ini.  

Yes! Lee Yong Dae! tapi tenang bos, doi gak cuma modal tampang kayak gue. tapi prestasi yang ditorehkan pun segudang. doi tercatat sebagai peraih medali emas olimpiade Olimpiade Beijing 2008 di sektor ganda campuran bersama Lee Hyo Jung mengalahkan Lilyana/Nova asal Indonesia. saat itu usia Lee baru 20 tahun. *gue umur 20 tahun masih nyusahin orang tua bro* 

Lee Yong Dae lahir tanggal 11 September 1988 di Hwasun, Jeollanam-do. doi mulai bermain bulutangkis sejak umur 8 tahun. saat itu Lee bergabung dengan Samsung Electromechanics club. Kemudian Lee mulai bergabung sebagai National badminton team of South Korea pada tahun 2003. saat itu umur doi baru 15. *umur 15 tahun, gue masih nonton doraemon sama sinchan bro*

Denger-denger dih di Korea sono, doi gak cuma dikenal sebagai atlet National. tapi juga atlet semi celebrity gitu. *apaan sih*. well, gue bukan kpop lover sejati tapi karena terdoktrin dari salah satu temen kuliah gue yang demi keselamatannya tidak bisa gue sebutkan namanya,  gue jadi lumayan kenal korean music terutama korean girlband. katanya doi pernah muncul di salah-satu variety show di korea. berikut bukti foto-fotonya.


Lee Yong Dae bareng Sulli F(X)


Lee Yong Dae bareng Suzy Miss A



Lee Yong Dae di Instant Noodles Commercial



Lee Yong Dae di Gillette Commercial


Baiklah, cukup deh bahas Lee Yong Dae ini. jujur sih prestasi doi terlalu banyak untuk dijabarkan. tulisan ini semoga bisa memberikan the other side of Lee Yong Dae yang biasanya cuma kita di lihat di lapangan.

Rabu, Januari 16, 2013

Badminton Olympic London 2012 : Curang atau Strategi?

Badminton itu indah, yak itulah yang terlintas di benak gue setelah menyaksikan atlet cewek jepun atlet badminton memperlihatkan teknik netting tipis di bibir net, drop shot silang mematikan, rally yang menguras tenaga kemudian di akhiri dengan smash kenceng membahana. Yak seninya badminton di situ sih, tiap atlet punya pola permainan dan karakteristik yang berbeda. Misalnya, atlet china entah kenapa selalu tampak songong, eits tapi songong yang keren! Karena prestasi mereka mentereng. Nah kalo songong tapi prestasi masih abu – abu, kayak si ..... *sebagian teks hilang* amit – amit dah. Haha

Sering nonton drama? Drama korea? Atau china? Dua negara ini emang yahuud banget kalo bikin drama. Percaya atau tidak, drama juga sering terjadi di dunia pertepokbuluan dunia. Masih inget kejadian Greysia Polii/Meiliana Jauhari yang terdiskualifikasi dari perhelatan Olympic London 2012? Dan tau siapa dalang di balik kejadian tersebut?? Yes! Benar! PARTO PATRIO! Bukan deng. Ini bukan opeje, Ini olympic bung. Oke balik ke topik hidayat. Well, sebenernya gue gak menjudge tanpa bukti sih, ini juga denger dari bisikan para penghuni forum bulutangkis terbesar di en do ne siah. Li yong bo! Pelatih china. Kabarnya doi lah yang mendalangi kejadian main sabun atlet bultang china *kabarnya lho* .


Adalah Wang Xiaoli/Yu Yang [CHN], Kim min Jung/Ha Jung Eun [KOR], Jung Kyung Eun/Kim Ha Na [KOR] dan Greysia Polii/Meliana Jauhari [INA]. Berawal dari tim China yang ingin mendominasi turnamen tersebut, di pertandingan terakhir kualifikasi grup China “menyerah” pada Korsel sehingga China “harus” berada di runner up Grup A sedangkan KOR berada pada puncak klasemen. atas instruksi sang pelatih, China yang dikabarkan mengalah dalam partai terakhir penyisihan grup tersebut memiliki tujuan agar mereka bisa terhindar dari pertemuan dengan rekan senegaranya pada pertandingan lanjutan dan berusaha menciptakan agar terjadi final sesama rekan senegara. Di grup C, Srikandi Indonesia Greysia Polii/Meiliana Jauhari juga mengalah kepada tim KOR lainnya dengan tujuan agar mereka bisa terhindar dari tim kuat China pada pertandingan lanjutan di babak knock out. Di sinilah terjadinya petaka di mana ke empat pasangan tersebut dituduh tidak melakoni pertandingan yang sportif sehingga mereka harus dinyatakan didiskualifikasi oleh BWF.

Curang atau strategi?? Dua kata ini yang menggelayuti benak gue (aiih!). diliat dari segi manapun kekuatan bulutangkis China khusunya sektor WD (Women Doubles) masih terlalu kuat untuk negara-negara bulutangkis lainnya seperti Korsel, Denmark atau Indonesia. Speed, Placing dan Power cewek-cewek China amat sangat yahud. Mencoba dominasi? Menurut gue mereka SUDAH mendominasi. Itu sebabnya China bisa seenak udelnya mengatur strategi demi meraih medali emas. Coba kalo pemain China setara pemain bultang Srilanka, mana bisa mengatur strategi mengalah? Berusaha menangpun belom tentu gak kalah *apaan sih yog!*. tapi tetep sih, gue juga gak bisa membenarkan skandal “bulutangkis gajah” tersebut, tujuan bertanding adalah untuk menang, bukan untuk kalah. Perilaku keempat pemain tersebut memang tidak menjunjung tinggi nilai sportifitas.

Pada akhirnya kita hanya dapat mengambil hikmah sari setiap peristiwa *jiaelah gayalu*. Kejar ketertinggalan bulutangkis kita. Kejar Korea, Denmark bahkan China. Jangan malu belajar dari Thailand dan India yang akhir-akhir ini dunia bulutangkis mereka yang meningkat pesat. Jangan MAU kekejar sama Malaysia. Gengsi oii, bola kalah, moso Badminton juga kalahh. Mau di taro dimana muka kita? *Kita?? Lo aja kali yog*